Saturday 19 December 2015

Etika, Kesopanan, Tata Krama dan Kebiasaan yang Baik

(Sengaja kali ini saya menulis dengan Bahasa Indonesia karena tulisan ini saya buat untuk Mahasiswa saya. Alasannya adalah agar mahasiswa dan murid2 saya yang lain dapat memahaminya dengan baik. Saya terlalu mengasihi anda dan ingin agar life skill ini anda miliki. Saya dan tentu anda juga tidak ingin anda selalu dimarahi oleh saya dan oleh dosen lain)

Puji Tuhan! Saya sudah memasuki liburan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016.5 hari lagi Hari Natal akan tiba dengan segala cerita dan maknanya. Tapi postingan hari ini bukan tentang Kelahiran Kristus ataupun tentang perayaannya. Postingan ini adalah sedikit cerita sedih. Cerita ini sedih karena berkaca dari apa yang terjadi beberapa hari ini di kampus antara saya dan teman dosen2 lain dengan mahasiswa kami. Postingan ini adalah cerita sedih karena berkaca padanya, kami menarik kesimpulan bahwa Etika, Kesopanan, Tata Krama dan Kebiasaan yang Baik sama sekali tidak dimiliki oleh mahasiswa kami. Saya adalah dosen baru yang mengajar pada semester ini. Jadi total saya telah mengajar selama sekitar 3 bulanan lebih. Umumnya saya cukup relax dan cukup berusaha membangun kedekatan dengan mahasiswa, namun saya punya batasan-batasan tertentu mengenai standar etika dan tata krama. Saya dibesarkan dengan pengajaran ketat mengenai Etika, Kesopanan, Tata Krama dan Kebiasaan yang Baik terutama dengan orang yang lebih tua serta dengan mereka yang adalah guru/pendidik dan terutama dalam lingkungan akademis.

Akhir minggu yang lalu, mahasiswa kelas saya diharuskan untuk memasukan Tugas Akhir mereka pada salah satu mata kuliah yang saya asuh, yaitu Portfolio Mata Kuliah yang adalah artefak belajar mereka selama semester ini. Saya masuk setengah hari pada hari pengumpulan tersebut dan mahasiswa saya saya minta untuk mengumpulkannya di Meja saya di ruang dosen. Betapa terkejutnya saya ketika datang setelah makan siang dan mendapatkan laporan dari teman-teman dosen yang lain tentang betapa tidak sopannya anak-anak saya. Teman-teman dosen lain juga mengajarkan anak-anak yang disebutkan disini sehingga kami selalu saling berkoordinasi.

Beberapa ketidaksopanan mereka antara lain:
  1. Masuk ke ruang dosen tanpa memberi salam dan permisi. Padahal ada 5 orang dosen lain yang sedang bekerja di meja mereka di dalam ruangan.
  2.  Tanpa Ba-bi-bu langsung grasak-grusuk di meja saya tanta 'kulonuwon' dengan dosen lain yang ada dalam ruangan (ruangan dosen kami adalah ruang komunal besar dengan meja-meja kerja kami masing-masing diatur di sepanjang dinding dan sehuah meja rapat panjang ditengah ruangan)
  3. Berbicara dengan tidak sopan kepada dosen lain untuk menanyakan keberadaan saya atau tempat meletakan tugas. Berbicara tidak sopan disini maksudnya adalah tanpa sapaan terlebih dahulu kepada ibu dosen. Langsung saja "Eh ibu Helena tidak ada ya". 
  4. Melonggokan kepala (saja) kedalam ruangan tanpa masuk dan tanpa salam untuk mengecek lalu keluar lagi. 
  5. Masuk secara bergerombol dan berisik.
Yang sangat disayangkan adalah bukan hanya satu atau dua orang yang melakukan hal ini tapi hampir semua mahasiswa baik semester baru ini ataupun kakak tingkatnya. Hal ini bukan baru terjadi hari ini, namun sudah kami lihat terjadi berulang-kali bahkan setelah ditegur dan diarahkan bagaimana cara baiknya. Nah, dimana letak masalahnya? Mahasiswa-mahasiswa ini adalah young adult dimana ketika mereka sampai ditahapan belajar ini mereka telah melewati beberapa fase dan lingkup pembelajaran karakter dulu. Sebelum saya lanjutkan, saya tidak bermaksud menuduh atau menjatuhkan vonis kesalahan pada siapapun ya... namun perlu kita sadari bahwa ini adalah masalah kruisial untuk character building bangsa kita (ehem... Nasionalis sekali ya).


Apakah pendidikan karakter di keluarga sangat terbatas atau sama sekali tidak ada? Mungkin karena orang tua sibuk bekerja dan pendidikan karakter anak ter'serah'kan kepada pihak lain (kakek,nenek, tante, om, saudara, pembantu, lingkungan). Apakah di jenjang-jenjang sekolah tidak ada penerapan dan pemberlakukan sangsi keras pada pelanggar Etika, Kesopanan, Tata Krama dan Kebiasaan yang Baik? Sehingga anak-anak menjadi permisif dan hilang arahan?


Quote picture diatas mungkin adalah jawabannya. Generasi saat ini tumbuh dalam budaya yang permisif yang kita kultifasi sendiri. Zaman saya bertumbuh rotan, kayu, ikat pinggang akan menjadi ganjaran saya jika tidak berlaku sopan dan tidak melakukan hal dengan mempertimbangkan orang lain. Mungkinkah karena perkembangan teknology yang mulai menggantikan socaial etiquette?
Saya pikir mungkin anak-anak saya tidak tahu dan tidak diberitahu bagaimana caranya berperilaku antara Mahasiswa dan Dosen dan bagaimana bersikap dalam lingkungan akademis seperti kampus.


Take it from me kids.... seperti yang dikatakan pada gambar diatas, perilaku dan tingkah laku yang baik akan membukakan pintu yang bahkan pendidikan (pada institusi) terbaik pun tak mampu. Maka tadi pagi saya iseng-iseng menggoogle mengenai Etika, Kesopanan, Tata Krama dan Kebiasaan yang Baik terutama dalam lingkup akademis kampus. Berikut ini saya kompilasikan bagi kalian ya...

Berikut ini adalah hasil Screen capture dari blog Ilmu Biologi dan Kesehatan


Kemudian ada tambahan dari Blog SMK Kesehatan Widyausaha Mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan dosen:
  1. Tunjukkanlah sikap hormat dan gunakanlah bahasa yang halus dan sopan, jika sedang berhadapan / berbicara dengan dosen. 
  2. Jika perkuliahan sedang berlangsung, curahkanlah seluruh perhatian kepada dosen, janganlah berbuat gaduh atau bercakap-cakap karena hal itu di samping mengganggu ketenangan, juga sangat tidak menghormati dosen dan ilmu yang sedang disampaikan. 
  3. Pertanyaan atau tanggapan mengenai materi perkuliahan hendaknya dikemukakan secara sopan. 
  4. Usahakanlah untuk tidak keluar ruangan belajar (misalnya ke kamar kecil). Kalaupun sangat terpaksa, minta izin terlebih dahulu pada waktu dosen tidak berbicara.
  5. Hendaklah sudah berada di dalam ruangan sebelum dosen datang masuk. Jika terlambat, mintalah maaf sambil memberikan alasan yang tepat. 
  6. Kerjakanlah setiap tugas dari dosen dengan sebaik-baiknya.
Saya ingin menambahkan beberapa hal dengan berkaca pada 'insiden' yang saya sebutkan diatas dan yang sesuai dengan konteks kita di kampus.
  1. Ketuk pintu ruang dosen dengan normal lalu masuk. Anda tidak perlu dosen menunggu dosen mengatakan "silahkan masuk". 
  2. Setelah membuka pintu dan masuk, berikan salam dan permisi sesuai waktu dan lihat situasi dan kondisi dalam ruangan. Apakah dosen-dosen sedang berbicara atau tidak? Apakah ada dosen yang duduk paling dekat dengan pintu atau tidak. 
    • Jika dosen-dosen sedang berbicara, dan terutama jika dosen yang anda tuju sedang berbicara dengan dosen lainya. Sebaiknya anda duduk di kursi panjang yang tersedia di dekat pintu. Perhatikan ketika ada jeda dan anda dapat menghampiri dosen anda.  
    • Jika ada dosen yang duduk paling dekat dengan pintu. Sapalah beliau terlebih dahulu dan utarakan keinginan anda untuk bertemu dengan dosen yang mana. "Selamat siang ibu, Maaf saya mau permisi bertemu dengan ibu Helena"
    • Kata-kata seperti Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore, Permisi, Maaf mengganggu ibu/pak, Terima Kasih dll... adalah kata-kata ampuh yang jangan pernah anda lupakan baik dalam lingkup kampus atau dimana pun anda berada. 
    • Jika akan meletakan tugas/mengambil sesuatu di meja/ruang dosen. Sapalah juga dosen lain dan utarakan tujuan anda. "Selamat siang Ma'am/Sir. Permisi saya mau meletakan tugas di mejanya Ibu Helena./Permisi saya mau mengambil Lecturer's note saya/Permisi ibu Helena minta saya untuk mengambil Charger laptopnya diatas meja." Lalu diakhiri dengan "terima kasih ma'am/sir, permisi". 
    • Ketika menghampiri meja dosen, harap pikirkan mengenai jarak kesopanan. Ada kejadian pada bulan lalu, mahasiswa saya yang ketika masuk, tanpa permisi langsung masuk, berjalan lurus-lurus dan berdiri langsung disamping saya. Ada juga yang ketika datang langsung berdiri melekat pada depan meja saya dan mencondongkan diri sangat dekar dengan saya. Anda sudah menginvasi ruang pribadi dan ruang kerja saya. Dan itu sangat tidak sopan. Berdirilah 1 langkah dari meja dosen dan minta permisi apakah bisa dosen menerima anda saat itu.
  3. Jika anda melihat dosen anda sedang makan, tunggulah hingga ia selesai baru anda hampiri dan utarakan maksud anda. 
  4. Jika dosen baru tiba di ruangan dan anda sementara menunggu untuk bertemu, jangan langsung mengekor dan membombardir beliau. Berikan beliau beberapa menit untuk masuk ke ruangan, berdoa di mejanya dan untuk menarik napas sejenak baru anda masuk. 
 Berikut sebagai tambahan adalah mengenai etika ber-SMS dengan dosen. Dinus Student Blog menuliskan contoh-contoh sebagai berikut:
Pernahkah kalian mahasiswa SMS dosen, dan tidak dibalas?? Coba perhatikan beberapa petikan SMS ini :

Tipe tanpa identitas :
“Bu, ibu ada di mana sekarang? Hari ini ke kampus gak bu?”
“Ibu ada di mana???? Ditunggu di kelas xxx sekarang”

Apa dampaknya jika anda tidak memberitahu identitas anda? Tengoklah percakapan dibawah ini:
mhs :”ibu, saya mau ketemu”
dosen :”maaf, ini siapa ya?”
mhs :”saya budi”
dosen :”budi yang mana ya?”
mhs :”saya budi mahasiswa ibu”
dosen :”oooh…., budi winarno?”
mhs :”bukan…, budi setiawan, mahasiswa IF A”
dosen :”baik mas budi, kapan mau ketemu?”
mhs : “nanti siang bu”
dosen : “baik mas, silakan datang, nanti siang saya sedang kosong”

Bayangkan, berapa banyak waktu dan pulsa terbuang hanya untuk melayani sms seperti ini. Jika anda hanya menuliskan maksud anda “ibu, saya mau ketemu”, dosen anda tentu bingung ini sms dari siapa? tukang kredit? petugas asuransi? sales buku? kolega bisnis? atau mahasiswa?

Tipe memerintah :
“Bu saya … dari kelas … Boleh minta slide kuliah gak bu? Kirimin via gmail aja ya bu, kita butuh buat belajar, makasih…”
“Bu. Nilai mata kuliah XXX saya belum keluar di simak. Dosennya sudah di hubungi bu ten belum ? dihubungi saya tidak respon buu..”
“bu…., tolong dikoreksi ya bu, saya pengen cepat lulus”

Dosen pada umumnya orang yang usianya lebih tua dari anda, jadi, jangan memerintahkannya untuk melakukan sesuatu seperti anda ngobrol dengan teman anda. Anda bisa memintanya dengan gaya yang lebih sopan. Misalkan : saya membutuhkan slide kuliah ibu untuk bahan belajar, dimana saya bisa mendapatkannya bu?

Tipe alay :
“SoRe bu..ApA be5ok 4da kul!ah Ga’ ea?”
“Oowh gitchu ya buk…., mu u cih bingits ya buk….”

Bagi mahasiswa, tulisan 4L4y mungkin lucu dan menarik, tapi bagi dosen, tentu butuh waktu khusus untuk mencerna tulisan anda.

Tipe sok penting
“Bu, bimbingannya ndak jadi hari ini karena saya ada acara keluar. Besok saja jam 9. Trims”
“Wah pagi saya nggak bisa e bu, Sore aja ya bu?”

Bagi mahasiswa, jika waktu yang dijanjikan oleh dosen bertabrakan dengan acara lain, anda bisa membalasnya dengan pilihan bahasa lain, seperti : “maaf bu, untuk jam 2 saya masih ada di luar kota, apakah mungkin agar dire-schedulle ke jam 4 sore sekiranya ibu punya waktu”

Maka ada beberapa Poin penting yang harus anda perhatikan pada saat ber SMS.
  1. Perhatikan bahasa dan kata-kata yang anda gunakan
  2. Perhatikan waktu SMS anda. Jangan terlalu malam atau bahkan terlalu pagi. 
Contoh tata krama ber-SMS lain dapat anda lihat pada Blog Catatan Nuryanti.

Baiklah... Sepertinya sampai disini catatan panjang mengenai topik yang penting ini.
Semoga bermanfaat.



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...